SAR ALKALOID PIROLIDIN

Secara umum alkaloid dapat digolongkan berdasarkan strukturnya menjadi alkaloid heterosiklik dan alkaloid non heterosiklik. Atom N pada alkaloid non heterosiklik dapat berupa atom N primer (meskalin), sekunder (efedrin), tersier (atropin) dan kuartener (tubokurarin). Sedangkan alkaloid heterosiklik dapat diklasifikasikan lagi berdasarkan struktur cincin yang dimilikinya yakni pirol atau pirolidin (higrin), pirolizidin (seneklonin), piridin dan piperidin (piperin, lobelin), tropan (kokain), kuinolin (kuinin, kuinidin), aporfin (boldin), kuinolizidin (spartein), indol atau benzopirol (ergometrin), indilizidin (swainsonin), imidazol (pilokarpin), purin (kafein), steroidal (solanidin), dan terpenoid (akonitin).

Alkaloid pirolidin yaitu alkaloid yang mengandung inti pirolidin.


Sebuah alkaloid pyrrolidine baru diperoleh dari ekstrak etanol kulit akar O. japonica , diidentifikasi sebagai ( Z ) -3- (4-hydroxybenzylidene) -4- (4-hydroxyphenyl) -1-methylpyrrolidin-2-one. Ia memiliki aktivitas larvasida terhadap larva Ae instar keempat . aegypti , An. sinensis , dan C. pipiens pallens , serta aktivitas nematicidal terhadap M. incognita dan B. xylophilus juvenil.




Berdasarkan survey literatur, senyawa dari jenis pyrrolidine telah menunjukkan berbagai aktivitas biologis, seperti aktivitas antioksidan, antijamur, dan antibakteri; sifat antitumor; sitotoksisitas; dan penghambatan glikosidase; dan efek penghambatan agregasi platelet. Patut disebutkan bahwa pirolidin ditemukan memiliki aktivitas larvasida terhadap Ae. aegypti pada konsentrasi kurang dari 140 ppm. Pyrrolidine juga memiliki aktivitas insektisida yang cukup besar ketika dievaluasi terhadap pekerja rayap. Selain itu, alkaloid pyrrolidine juga telah ditemukan memiliki afinitas dan sitotoksisitas pengikatan DNA, yang mungkin merupakan mekanisme kerja alkaloid baru terhadap larva nyamuk dan nematoda parasit tumbuhan. Temuan di atas menunjukkan alkaloid baru dengan cincin pyrrolidine yang diisolasi dari ekstrak etanol O. japonica memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi larvasida dan nematisida alternatif.


Alkaloid pirolidin hasil isolasi diuji aktivitas larvasialnya terhadap larva Ae instar keempat . aegypti , An. sinensis , dan C. pipiens pallens . Larva instar keempat An. sinensis adalah yang p aling rentan dengan LC 24 h 50 nilai 49,91 ug / mL , sedangkan C. pipiens pallens dan Ae. aegypti 3,2 dan 4,7 kali kurang sensitif dibandingkan An. sinensis , masing-masing. Namun, perbedaan kepekaan terhadap bahan kimia tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Jika dibandingkan dengan kontrol positif, rotenon komersial, senyawa yang diisolasi 62-85 kali lebih sedikit beracun bagi ketiga spesies nyamuk. 

2,5 - Dihydroxymethyl- 3 , 4 - dihydroxypyrrolidine(DMDP) adalah alkaloid pyrrolidine yang diisolasi dari tanaman Lonchocarpus sericeus.  DMDP diuji sebagai penghambat glikoprotein pengolahan. 



Biosintesis jenis kompleks oligo- terkait-N sakarida melibatkan serangkaian proses reaksi dimana gula dipangkas dari jenis structures, dan gula lainnya ditambahkan ke rantai oligosakarida. Jadi, oligosakarida awal yang ditransfer keprotein adalah GlcsMansGlcNAcz, dan struktur ini berkembang pesatdipangkas dengan menghilangkan ketiga residu glukosa oleh padasetidaknya dua glukosidase yang terikat membran, yang disebut glukosidase I dan glukosidase II. Salah satu mekanisme untuk mempelajari biosintesis dan fungsinyarantai kompleks terkait-N adalah dengan penggunaan inhibito ryang memblokir langkah-langkah tertentu di jalur pemrosesan. Sebuah angka inhibitor tersebut sekarang diketahui dan ini telah terbukti menjadi alat yang berharga dalam berbagai penelitian. 

pertanyaan :

1. 2,5 - Dihydroxymethyl- 3 , 4 - dihydroxypyrrolidine(DMDP) adalah alkaloid pyrrolidine yang diisolasidari tanaman Lonchocarpus sericeus. Saat ini studi, DMDP diuji sebagai penghambat glikoprotein. kenapa DMDP dapat digunakan sebagai penghambat glikoprotein ?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SAR FLAVONOID TERPRENILASI (II)

SAR ALKALOID QUINOLINE